Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Asian Games 2018, menanggapi hal itu pemerintah tak ingin Asian Games 2018 menjadi ajang perhelatan olahraga yang biasa saja. Apalagi Asian Games 2018 dihadiri oleh 16 ribu atlit dari 45 negara di Asia. Pemerintah-pun sudah siap dengan mengawal ajang pesta Asian games 2018 dengan menghadirkan teknologi canggih.
Pertanyaannya seperti apakah teknlogi-tknologi canggih tersebut? Untuk mengurangi rasa penasaran, yuk kita bahas apa saja sih.
- Teknologi Proyektor Canggih
Seperti yang kita sudah saksikan pada pembukaan Asian Games 2018 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada 18 Agustus silam, teknologi proyektor dan lampu tata pencahayaan yang digunakan sudah serba canggih.
Proyektor yang canggih tersebut membantu menampilkan konsep keindahan alam dan keragaman budaya Tanah Air. Seperti penyuguhan gunung yang indah dengan 12.775 tanaman dan bunga dapat menghiasi area seluas 1.350 meter persegi. Ada pula air terjun dengan 140.000 liter air melengkapi bentangan rumput hijau sepanjang 3.000 meter persegi.
- Teknologi Sistem Ticketing
Untuk mengantisipasi adanya tiket palsu dan maraknya calo tiket, Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) selaku penyelengara Asian Games 2018 menerapkan sistem e-ticketing. Tiket yang dijual bukan dalam bentuk fisik melainkan e-voucher yang dilengkapi dengan QR code.
Tiket yang yang sudah dibeli dapat ditukar di lokasi dengan tiket fisik atau wristband ticket. Untuk mengantisipasi adanya calo tiket, INASGOC menerapkan peraturan bahwa pendaftar harus menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) atau surat izin mengemudi (SIM).
- CCTV Pengenalan Wajah
Faktor keamanan menjadi yang terpenting di ajang Asian Games 2018. Salah satu teknologi yang digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan adalah penggunaan CCTV (Closed-circuit Television) dilengkapi teknologi pengenal wajah di seluruh ibu kota.
Pemprov DKI Jakarta akan meningkatkan CCTV yang ada, dan dilengkapi dengan aplikasi yang bisa memprediksi berdasarkan face recognition, bukan hanya di venue Asian Games, sehingga dapat mengenali orang-orang yang mencurigakan.
- Kamera Hawk Eye
Untuk membuat pertandingan bulutangkis semakin menarik di Asian Games, kali ini akan dilengkapi dengan teknologi kamera hawk eye atau mata elang. 45 kamera hawk eye telah terpasang di Istora Senayan sebagai venue bulutangkis.
Adanya teknologi kamera hawk eye dapat membantu wasit dan hakim garis melihat lintasan shuttlecock dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
- Jaringan 5G
Pengunjung kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) selama Asian Games dapat menikmati layanan jaringan 5G yang sudah diuji oleh salah satu operator besar seluler yang ada di Indonesia.
Selain itu, terdapat 967 akses point wifi highdens di Stadion GBK dan Jakabaring untuk memenuhi kebutuhan internet secara gratis bagi atlet, ofisial, dan penonton. Tersedia pula internet fiber, jaringan intranet 58 GB, dan delapan unit Satellite News Gathering (SNG) untuk kebutuhan broadcaster di wisma atlet Kemayoran dan Palembang.
Ada beberapa uji coba teknologi menggunakan jaringan 5G, di antaranya adalah Future Driving alias remote control mobil mainan dengan menggunakan teknologi virtual reality (VR). Kemudian Cycling Everywhere yang menunjukkan pengalaman bersepeda dengan layar besar.
- Kendaraan Tanpa Supir
Kendaraan listrik tanpa supir bernama Autonom Shuttle turut menghiasi Asian Games 2018, kendaraan dalam bentuk bus mini ini dapat berjalan tanpa supir.
Pabrikan yang menciptakan mobil tanpa supir tersebut adalah Navya, perusahaan kendaraan autonom asal Prancis. Mobil ini bisa menampung hingga 15 penumpang dengan desain yang modern.
- Teknologi Keamanan Siber
Setiap perhelatan besar seperti Asian Games pasti ada kerentanan soal keamanan siber. Maka dari itu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) turut membantu mengamankan jalannya Asian Games 2018.
BSSN mendukung pelaksanaan Asian Games 2018 melalui pengamanan teknologi informasi dan komunikasi pendukung Asian Games. BSSN membentuk satuan tugas tanggap insiden keamanan siber yang bersinergi dengan berbagai unsur terkait pelaksana Asian Games untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan kerentanan keamanan sistem teknologi informasi Asian Games dan melakukan upaya security continouos monitoring. - Teknologi Modifikasi Cuaca
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menerapkan teknologi modifikasi cuaca untuk menjaga Asian Games tetap berjalan lancar dan terhindar dari gangguan asap yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan.
Teknologi ini digunakan di Sumatera Selatan untuk membasahi lahan gambut agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan. Penyemaian sudah pernah dilakukan sejak 16 Mei sampai 9 Juni, dan akan dilanjutkan lagi mulai 30 Juli hingga September mendatang. - 610 Light Emitting Diode(LED) Lighting System
Setiap lampu memiliki daya 1.500 watt, dengan tingkat kecerahan 3.500 lumen. Untuk itu, pemerintah memasang 1.293 unit panel surya di atap stadion yang menghasilkan listrik 450 kilowatt. Dengan begitu, sistem penerangan ini diklaim menghemat energi hingga 500{aaa7f8c30b3be55b33d451c39df0eada645895d6699dc92e8bb7c1d437952d4b}.
0 Comments
Trackbacks/Pingbacks